Wednesday, November 05, 2003

"Jika boleh kukatakan kepadamu, aku mencintaimu. Aku akan mengakuinya dan mengirimkan nafas cintaku, pada semua bunga yang tumbuh. Ketika embun-embun itu jatuh dari gumpalan awan untuk menyiangi tetanaman, aku telah mengirimkan titik-titik cinta dan harapanku tentangmu..."

"Aku ingin hidup bersamamu. Tidak ada sesuatupun yang lain kuinginkan, selain hidup bersamamu. Berdampingan bersamamu. Walau suatu saat nanti aku harus mati, lebur menjadi tanah.....aku tidak akan menyesalinya."

(ANGEL)

Tuesday, November 04, 2003

cinta yang terlampiaskan
bukanlah nista...
bukan pula budak bagi cinta,
engkau mengaku sebagai ksatria,
maka itulah dirimu dimataku...

jangan anggap itu dosa dan nista...
...tapi
anggaplah tarian persembahan suci
bagi cinta kita

Monday, November 03, 2003

Dearest Setia,

Bagiku tidak ada katakata untuk perpisahan, karena yang ada hanyalah sampai ketemu lagi...entah apa lagi yang dapat kukatakan setelah apa yang sudah kita alami bersama...semua itu adalah kenangan yang tak terlupakan...

Aku hanya ingin kau BAHAGIA dengan segala pilihanmu dalam hidup, aku yakin itu adalah yang terbaik. Hadirnya diriku dalam perjalanan hidupmu yang panjang hanyalah sebagai pelajaran dalam hidup penuh cinta dan kasih...dimana aku hanya dapat memberikan sayang dan cinta yang tulus...hanya itu yang dapat kuberikan....

Aku tau tanpa kuberitahu pun kamu dapat merasakan semuanya, karena apa yang kuberikan dan kukatakan adalah apa adanya, jangan bandingkan aku dengan yang lain, karena setiap individu yang bersinggungan dalam hidupmu pasti akan mempunyai arti spesial di hatimu...

Tak kan lelah kuberkata aku mencintaimu...walo kau bilang salah, namun cinta tak pernah salah...aku senang kamu mau membuka lembar yang baru untuk ku ketahui, mungkin suatu saat kamu dapat lebih mempercayai aku...dan kamu tidak lagi takut untuk berbagi...apalagi ketika dulu kau bilang soal rasa percaya dan tidak hidup dalam kebohongan...mau kan kau berbagi bersamaku?


® To the one I love,
=Hening=

[MW, 3 November 2003, 18.53]

Sunday, October 19, 2003

Kembali tergelitik debar dalam hati yang sedang terluka, entah apa lagi kini. Tetapi semuanya sudah dapat sedikit lebih terkuak, bagaikan melihat burung belajar terbang.

Aku sudah dapat melihatnya mulai belajar mengepakkan sayapnya, walau belum berani meninggalkan tempat ia berada. Namun, melihat ini pun sudah benar-benar membuat hatiku merasa lebih tenang dan damai.

Sehingga, tapa brata yang kulakukan demi untuknya tidak sia-sia. Apapun telah kulakukan demi rasa sayangku untuknya, sehingga ketika seluruh dunia mencemooh pun kuabaikan. Kini, aku hanya menunggu. Sampai nanti dia akan benar-benar terbang, dan melintasi jagad raya ini....

Selalu cinta,
-Hening-

[MW, Minggu, 19 Oktober 2003, 14.53]

Wednesday, October 15, 2003

Entah buat sapa lagi surat cinta tertuju. Sekarang hanya bisa digulung dan dimasukin dalam botol, biar suatu saat ketika kau kembali disisi, kutumpahkan semuanya bagimu...

Jalanan basah sehabis hujan takkan mampu redakan gelisah dalam hati yang gundah. Doa dan harapan terjalin dalam hari-hari dan malam tak berawan. Semoga maaf tersampaikan...

Bulan suci telah menjelang, jangan lagi kau jalani dengan penuh kebencian padaku, salah yang kuperbuat telah kuakui...dapatkah kau mendapatkan sepotong kata darimu atau kabar darimu bagiku? Tanda kau memaafkan?


MenCINTAimu,
-SetiaKu-

[MW, Rabu, 15 Oktober 2003, 12.57]

Sunday, October 12, 2003

Biarkan angin sampaikan salamku padanya, bahwa aku akan selalu mencintaimu, sampai kapan pun. Jangan kau bilang benci padaku atas kesalahan yang telah kulakukan, mungkin kau tak suka. Aku mengerti, namun...tak adakah maaf darimu bagiku?

Aku hanya sesosok tubuh terdiri dari daging, tulang dan darah. Aku melakukan kesalahan, tetapi adakah kesalahan yang tak termaafkan? Sedangkan yang kuinginkan di dunia ini hanya kau bisa bahagia??

Akan kulakukan apapun untuk mendapatkan maaf darimu, airmata telah kering sekarang, namun dapat kembali mengalir jika teringat akan dirimu saat ini. Jiwaku merintih akan hadirmu, walau kau telah menyakitiku dengan cambuk dan menabur bilur lukaku dengan garam, aku masih tetap berada disisimu. Kenapa? Karena aku menCINTAimu tanpa pamrih.


Selamanya CINTA,
-SetiaMu-

[MW, Minggu, 12 Oktober 2003, 17.46]

Saturday, September 27, 2003

Gemuruh ombak mengalahkan teriakanku tentang rasa yang terbelenggu dalam dada...relung hati yang terdalam tidak dapat menjelaskan rasa yang kuhadapi saat ini, detik ini, pada saat kau ada dalam benakku...setiap titik sadar dalam otak pun terbelenggu oleh hati yang bergolak karenamu...

Setia, adakah kau mengerti apa yang kurasakan tentangmu? Mungkin aku bukan yang terbaik saat ini dapat berjalan seiring disampingmu...namun aku berusaha menjadi yang terbaik didalam hatimu...dengan segala perhatian dan rasa yang terus bergulir setiap ribuan detik berlalu, bagaikan matahari yang tak lelah bersinar di pagi hari...

Embun pagi hari yang bersinar tertimpa matahari pun, ikut mencerahkan hari dan menenangkan hati yang lelah karena menunggumu....akankah kau tetap berada disisi selamanya? Bagaikan ribuan bintang yang setia menemani bulan kala malam datang?


MenCINTAimu,
-SetiaKU-

[MW, Sabtu, 27 September 2003, 19.33]

Tuesday, September 16, 2003

Hati yang telah letih kini tertusuk bagaikan ribuan sembilu...seharusnya sudah penuh dengan berbagai macam rupa goresan dan luka...seharusnya pun telah pecah dan mati...karna hatiku sudah berteriak karna tidak mampu menahan sembilu terakhir....

Namun, aku berkata pada hatiku untuk bertahan demi hidupku yang mungkin masih bisa sampai esok hari...jika aku hidup tanpa hati maka aku tak akan dapat lagi mencintai, dan hidupku selanjutnya akan terasa hampa dan hambar...

Hatiku kini sedikit lebih tenang sepertinya, dan sembilu terakhir pun diterimanya dengan lapang dada...sedangkan aku terus menerus menenangkan jiwa yang mulai kosong dengan AVE MARIA...malam² gelap tanpa bintang kini kupenuhi dengan litani syukur, seakan alam pun mengerti dan ikut menangis bersama dengan menurunkan hujan ditengah malam, menemani ku panjatkan doa...

Secercah harapan dan bantuan dari yang ilahi, semoga damaikan hatiku dan mengabulkan doaku akan dirinya yang penuh dengan amarah dan dengki...

Dengan Hati,
-SetiaKu-

[MW, Selasa, 16 September 2003]

Monday, September 01, 2003

seminggu terasa seperti neraka di bumi
menanti kabar dari mu seorang
sempat terlintas bahwa...
kau tak kan kembali...

aku tak butuh rayuan maut mu
karna aku tlah terbiasa kecewa
jangan pernah mengucap janji
didepanku...
jika kau tak dapat memenuhinya...
jika kau kembali untuk pergi...
lebih baik tidak usah ada kabar
sama sekali...

bagaikan pasir larut bersama ombak
begitu pun perasaan ku akan hilang
perlahan...
Diantara batas ruang dan waktu
Bagiku mungkin hanya bayangan
Keberadaanmu tak tergapai

Terlalu picik engkau mengartikan
Kasih yang terpancar...
Jika engkau ingin pergi padanya...
Kenapa harus sembunyi?
ketika asa sudah punah...
masih bisa kah hamba berharap...
Berharap mendapat sapaan,
Jika sayang tak berharap...
Berharap mendapat sepotong senyum,
Jika belaian terlampau...
Masih bisakah hamba berharap?
Jika memang malam ditemani bulan...
Maka akankah hari menjelang,
Tanpa sayangmu....
=====
*Astaga!! kangen banget gue... :(

Saturday, August 30, 2003

Entah kenapa, kamu pasti selalu menjadi inspirasi bagiku untuk menulis...walaupun rasanya badan ini lemah dan panas dalam mengganggu. Ketika otak pun membeku dan tidak dapat diajak bekerja sama, namun tetap saja...jari-jariku tetap bekerja dengan baik...ketika membayangkan dirimu...

Suara yang membius menemani malam-malam kelabu dan dinding-dinding dingin dalam kamar. Kasur kapuk yang membuat sakit pinggang pun terasa bagaikan awan ketika mendengar suaramu yang membius sanubariku....sadarkah kau akan arti suaramu?

Akh...betapa aku merindukanmu sekarang...dimanakah kamu wahai kekasih? Akan kah waktu berlalu dan mempertemukan kita kembali dengan waktu yang akan berhenti berputar ketika kita bertemu? Akan kuceritakan pada dunia bahwa AKU MENYAYANGIMU!!


Penuh Cinta Kasih,
-Setia-

[MW, Sabtu, 30 Agustus 2003, 12.20]

Thursday, August 28, 2003

Diluar sana cuaca begitu cerah penuh dengan kehangatan bahkan terik. Sedangkan aku merasa bagaikan musim dingin didalam sini. Entah kenapa...

Ditambah lagi dengan perasaan gundah gulana yang kurasakan menghantuiku beberapa hari belakangan ini, entah apa yang akan terjadi...semoga bukan dia yang akan pergi tinggalkanku sendirian lagi...semoga juga bukan kamu yang akan mengambilnya kembali dari sisiku...aku telah nyaman bersamanya sekarang, memang masih butuh banyak sekali debat kusir didalam lingkaran ini...tapi mengetahui bahwa dia menyayangiku...itu sudah cukup...untuk saat ini...

Saat ini biarkan aku dapat memeluknya walau hanya satu malam, biarkan aku menangis meratapi kecemburuan tanpa alasan karenanya, biarkan aku tertawa bersamanya, biarkan aku bercanda dan bercinta bersamanya...terutama biarkan aku bahagia bersamanya jika hanya untuk sesaat....tapi jangan kau ambil dia dariku karena aku tak sanggup kehilangan lagi...

MenCintaiMu,
=Setia=

[MW, Rabu, 28 Agustus 2003, 15:10]

Tuesday, August 26, 2003

Sayang,

Maaf, jika baru sekarang aku memberi kabar kembali. Penat sedang menghantui harihari dibelakangku dan kesakitan pada tubuh mungilku pun menggantikan bayangan diriku. *sigh entah kenapa pasti seperti ini menjelang saatnya...seandainya tidak perlu ada tandatanda...alangkah enaknya...

Pa kabar, cintaku? Sibukkah dirimu sekarang? Tadi malam sepertinya hujan mengguyur kota yang tidak pernah tidur ini. Tanah basah dan harum tanah terasa menyengat hidung tadi pagi. Selagi aku bermimpi bergelung dalam pelukanmu...kapan akan terjadi? Semoga suatu saat akan menjadi kenyataan...

Berada di tempat baru ini membuatku sedikit lebih nyaman, walaupun jaring labalaba berada disekelilingku menyelubungi ruang gerak dan waktu...tapi aku yakin...bahwa engkau masih disana menemaniku senantiasa...kapanpun juga...karna ikatan yang terbuat dari perasaan tidak mudah putus...


Penuh Rasa,
=Sayang=

[MW, 26 Agustus 2003, 11:55]

Friday, August 22, 2003

Niat yang berasal dari hati adalah
Sesuatu yang tulus
Sesuatu yang murni untuk diungkapkan
Walau tanpa kata
Walau tanpa tindakan
Hanya dengan niat
Karna hanya dengan niat katanya
Dapat memindahkan gunung…
Mungkinkah?
Jika terdapat keraguan…
Mungkin niat itu tidak datang dari hati
Karna niat dari hati tidak akan pernah ragu…
Ragu untuk bertanya
Ragu untuk bicara
Ragu untuk salah
Ragu untuk benar
Ragu untuk berlaku
Ragu untuk bertindak…
Yang ada hanya mengikuti niat
Karna awalnya dimulai dengan niat,
Maka…
Jika tak ada niat,
Lebih baik tidak perlu bertindak, bicara, bertanya,
Bahkan merasa…

22 Agustus 2001
00.30
-inget omongan-

Monday, August 18, 2003

Entah bagaimana rasanya jika hari ini tak bersua. Ada kejanggalan rasanya dihati...entah dimana...dijiwa...entah direlung jantung terdalam...ingin kuraih asamu yang hilang tertiup angin surgawi. Dapatkah ku menjangkaunya?

Hari berganti seperti layaknya membalik sebuah halaman dalam buku, tapi tidak dapat diulang dari awal kembali untuk membacanya. Sanggupkah kau berjalan bersama tanpa harus dari awal cerita? Pelukan yang terasa bagaikan awan kini mungkin sudah berubah menjadi duri ditangkai bunga cantik yang senantiasa dikirim kan oleh para pecinta yang sedang mabuk.

Dimanakah kau harus kucari, Setia? Karna jika ku harus menghamba pada Kuasanya...mungkin...aku harus mati lebih dulu tanpa harus mengucapkan pisah darimu...semoga aku dapat lebih memberi cahaya kehangatan dalam hidupmu yang penuh dengan peluh dan debu...


Selalu menCINTAimu...
-Hening-

[MW, 1 hari setelah DIRGAHAYU, 2003]

Saturday, August 16, 2003

Siang sudah menjelang...terik matahari terasa menyengat diatas kepala, desiran angin panas pun menerpa wajah kusut yang lelah. Ingin rasanya memeluk dirimu yang juga lelah tak tertidur karna tugas menumpuk.

Apa yang bisa kulakukan cinta? Maukah engkau bersamaku hari ini? Kabar terbaru sudah kuterima...mengapa kau sembunyikan dariku? *sigh...Kapan akan kau ungkapkan misteri hati tersembunyi dikedalaman sana? Aku tak pernah menuntut apa-apa darimu, dan aku akan tetap bersabar sampai kau sampaikan sendiri salam cintamu untukku...

Enyahlah!! Kau setan pengganggu masa kelam dan kelabu, sudah saatnya kau masuk kembali kedalam kuburmu.

Sayang,
-Hening-

[MW, Menjelang Kemerdekaan, 2003]

Thursday, August 14, 2003

Sayang....siapakah gerangan berusaha menjadi dirimu? Menuliskan balasan surat cintaku untukmu... Apakah kau bercerita tentang dunia dan dimensi serta kota kita? Aku yakin tidak, tapi....entahlah...

Rasanya masih ada dalam detak jantung yang berpacu dengan waktu. Dengan katakata ini kuberitakan padamu apa yang Ia tulis disana....tidak ada misteri bukan?? Aku akan ceritakan dengan cinta jika kita bertemu dalam jajaran bintang jatuh nanti.

Selamat siang cinta...semoga saat ini engkau sedang memikirkan diriku...sempatkanlah dirimu untuk kembali sebentar dan melihat bilikmu, jikalau merpati pos...mengantar sesuatu yang istimewa dariku...


MencintaiMu,
-Sayang-

[MW, Rabu, 14 Agustus 2003, 12.18]

Tuesday, August 12, 2003

Terdengar lirih dikejauhan, katanya merpati tak pernah ingkar janji. Demikian juga aku berusaha sebijaksana mungkin mengikuti sifat seekor merpati yang selalu tepat membawakan berita, entah dalam suasana dan cuaca apapun. Merpati pasti tak pernah ingkar. Dapat kah kau?

Kucoba membawa berita baik, layaknya merpati pos cantik yang tak pernah ingkar janji. Namun, sepertinya kedatangan ku sebagai merpati membawa berita kejutan tak ada arti bagi dirimu yang jauh tinggi diatas sana. Dimana Elang dan Rajawali bersarang dan bermain diantara pucukpucuk gunung tertinggi, apadaya seekor merpati kecil dengan sayap yang mulai melemah membawa berita untuk yang terkasih?

Sebentar lagi kaum peri kecil akan mengangkat jiwanya lepas dari kesedihan, biarkan jasadnya turun bebas lepas jatuh ke Bumi. Karena tidak ada lagi yang peduli akan kehadiran seekor merpati yang tak pernah ingkar janji. Biarkan burungburung bangkai berkeliling memakan jasad kecilnya...tapi...jiwanya bebas bersama para peri terbang melewati Elang dan Rajawali sombong...yang hanya melirik sebelah mata pada merpati pos yang membawa berita...*keluh

Jiwa yang kering,
-Hening-

[MW, Selasa, 12 Agustus 2003, 11:42]
Hari telah menjelang ditempatku, sayang...Bintang telah berkelipkelip bersama gugusan warnawarni cahaya. Berpendar indah dalam keremangan. Tiba saatnya diriku berada diperaduan hangat dalam angkasa. Namun, sebelum aku pamit larut dalam mimpi bersamamu. Sekali lagi aku terangi hatimu dengan bait suci.

Bulan menyapa dengan ramah diatas sana, tersenyum memandang kita. Walaupun berbeda suasana dan tempat, seperti yang pernah kau ungkapkan bahwa rasa kita tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Melainkan menjadikan Awan dan Bumi sebagai dasar dan rasa...

Kau pernah bilang bahwa jika kupandang hamparan langit luas, maka aku kan melihat kerinduanmu disana. Dan jika kupejamkan mata ini niscaya kurasakan betapa merindunya dirimu akan ku...Terimakasih atas bahasamu....niatmu tersampaikan dalam hati penuh cinta...


Cinta,
-Hening-

[MW, Selasa, 12 Agustus 2003, 19:38]
Selayaknya dunia yang tak terjamah dan hanya dalam bayangan kanak-kanak. Kucoba mengoyak isi kepala dengan kenangan masa lalu. Entah pada jaman apakah? Dikala meteor menerangi gelapnya angkasa raya. Disanalah kau berada. Sibuk bermain dengan keinginan.

Sedangkan aku hanya tersenyum memandangmu dikejauhan, tak ingin rasanya mengganggu kesenangan yang tercipta. Kunangkunang hadir menemani diriku, makin lama semakin banyak. Menciptakan cahaya kelapkelip indah. Penuhi sekujur tubuh. Dapatkah kau melihat kilau sayapnya, Setia?

Seseorang menulis surat cinta untukku. Entah siapakah dia? Mungkin salah satu pengamat diluar kegelapan sana. Terangilah kegelapan sana dengan kilauan meteor darimu. Atau biarkan saja dia mengirimkan itu semua....yang jelas aku tetap ada disini memandangmu dari kejauhan. *sigh


Merindukan Setiamu,
-Cinta -

[MW, Selasa, 12 Agustus 2003, 19:14]
Sayang, kamu tau gak? Aku melihat sosok itu duduk termenung disana. Sedang asik bersama tumpukan tembakau dihadapannya. Seru sekali dia membuat tingwe, sesekali ada yang menengok juga kesana. Tiba-tiba ada yang berkata "Lare sak niki mboten purun ndamel tingwe. Mbok menawi mboten pratis nggih"
Kembali ia asik dengan tembakau, kelembak dan menyan dihadapannya. Tak peduli dengan orang yang lalu lalang.

Keretek...keretek...keretek...bunyi lintingan tingwe yang dibakarnya. Memang tidak mungkin berbunyi cengkeh, karna dari bunyi itulah istilah keretek berasal, bunyi kemeretek itu. Tapi sekarang sudah jarang yang mau duduk bersamanya melinting rokok itu, semua maunya serba praktis...bau menyan membuat aroma di sekelilingnya. Ia memakai daun klobot dan enau kering sebagai pembungkus.

Sayang, pemandangan ini pasti mengingatkanmu dengan kampung halaman. Dimana masih terdengar suara magis seorang kakek menembang untuk cucunya dan suara kokok ayam membangunkan desa yang tak kalah hiruk pikuk dengan kebisingan ibukota...hanya terasa lebih damai, akrab dan tentram...

Jiwaku merindukanmu selalu...
-Hening-


MW, Selasa, 12 Agustus 2003, 10.13
========
Ide Tingwe, dari Hal. 1 Kompas...

Monday, August 11, 2003

Kupukupu cantik telah keluar dari kepompongnya, menyambut kehidupan baru di Bumi. Menyapa warnawarni bunga. Sedangkan, mentari pagi telah tinggi dilangit. Menyengat semua orang-orang yang berlalu dibawahnya. Saat ini aku merasa bahwa kau berubah menjadi bayangbayangku...entah sedang apapun kau sekarang...yang jelas aku merasakan kehadiranmu selalu.

sayang, larutkanlah dahagaku dengan kasihmu dan laparku dengan janjimu untuk kita. Dunia yang telah kita buat benar-benar antik, semoga tetap akan selalu menjadi milik kita berdua...entah sampai kapan...

Jangan ragukan rasa yang pernah kau kecap dalam kebersamaan yang cukup sulit untuk direalisasikan...tapi ketika itu tercapai maka jiwa-jiwa rapuh ini akan tetap melebur, melembut, meraung dan bersatu hingga...menjadi sebuah mahakarya indah...semua hanya bersamamu...


Cinta,
-Hening-

[MW, Senin, 11 Agustus 2003, 13:48]
===
Hiks...baru satu hari...miss u, ayang

Sunday, August 10, 2003

Dalam temaramnya suasana pagi, kembali aku menulis tentang dirimu, seakan merasakan kembali hadirmu disisi. Kamu telah pergi bersama terbitnya bayangan matahari pagi, kembali menuju peraduan damaimu ditengah kota tak bertuan. Sedangkan aku kembali ditinggalkan sendirian dalam sepi, bersama awan2 kelabu dan kabut putih yang perlahan turun pagi ini...

Celoteh mesra kicau burung diatas pohon mangga menemaniku terbangun dari buaian. Mencium harum kembang teh dalam gelas hangat2 kuku, mungkin terasa enak bergulir dalam kerongkongan kering pagi ini...sayang, apakah kau sudah sibuk melihat hiruk pikuk manusia yg berpapasan hari ini?

Seandainya bisa...ingin kembali rasanya bergelung dalam pelukan hangatmu... yang memang hampir tak pernah kurasakan...*sigh...ntahlah ada apa denganmu?? Kebersamaan yang jarang terjadi seharusnya menjadi sesuatu yang indah untuk dibagi dan dirasakan bukan? Tapi...aku tak pernah tau denganmu semua selalu terasa berbeda...yang penting aku cukup tau dengan segala yang kau coba buka dalam dirimu...kau sayang padaku....untuk saat ini sudah cukup...aku menginginkanmu saat ini bagaikan helaan nafas yang tak pernah terputus...

Cinta,
-Hening-


MW, Minggu, 10 Agustus 2003, 10:40

======
huhuhuh...jadi kangen niiyyy....

Saturday, August 09, 2003

Sayang...entah bagaimana lagi harus kuungkapkan perasaan yang sedang menggelora dalam dadaku kali ini. Mungkin hanya bagi orang2 yang pernah patah hati dan bangkit kembali menghadapi realita, yang akan mengerti apa yang kurasakan saat ini. Selayaknya sang surya hadir setiap pagi membangunkan bumi ini, demikian juga lah kurasakan begitu wajar berada disisimu kembali. Entah sampai kapan...selamanyakah?

Saat kutuliskan surat ini, daundaun dihalaman mulai berguguran, pertanda apakah? Sebentar lagi rasanya hujan pun akan turun, apakah yang sedang kau lakukan diluar sana? Adakah aku dalam benakmu yang berkutat dengan berbagai pola pikiran baru?

Cinta...tubuhku kembali bergetar mengingat kebersamaan kita, aku haus akan hadirmu...dapatkan kita kembali bersama secepat guntur bergemuruh setelah kilat menyapa bumi? Bagaikan tanah terbelah dan kering kerontang kehausan akan hujan, demikian juga jiwaku...yang telah kau hirup dalam setiap nafas membara.

Jalinan kasih tercipta karena memang nyata adanya...percayalah sayang...takkan lekang sayangku untukmu...

Belahan Jiwa,
-Hening-

MW, Sabtu, 9 Agustus 2003, 19.18

Tuesday, July 01, 2003

Dalam pelukanmu aku ada…
Disisimu juga aku ada…
Apalagi dalam hatimu…
Karena dirimu adalah jiwaku!

MW, 1 Juli, 2003, 14:12 –terbayang-
Orang bilang mata adalah jendela jiwa,
Dan kutemukan itu…
Di kedalaman matamu…
Ku temukan jiwaku

Orang bilang tersenyumlah 
Kutemukan juga itu…
Dalam senyumanmu…
Ku temukan ragaku

Kalau aku bilang…
Ketika jiwa dan ragaku bersatu
Hanya dengan menemukan dirimu,
Maka, aku telah hidup…

Terimakasih…
Karena telah membuatku hidup…

MW, 1 Juli, 2003, 14:03 – In UR eyes -
Sayang…
Tidak ada kata romantis, hadiah atau lagu yang dapat mewakili perasaan yang kurasakan terhadapmu saat ini.
Aku hanya seorang anak manusia yang terlahir tidak sempurna.
Yang tidak sanggup bersanding bersama bayanganmu sekalipun.
Tapi aku punya hati,
Aku punya keinginan,
Dan aku juga punya harapan,
Kejujuran serta kesetiaan
Yang dapat kupersembahkan dan kupertaruhkan dihadapanmu…
Sampai tiba waktunya dunia ini tidak menginginkanku demikian juga dirimu…
Maka aku akan pergi, menghilang dan tak terjamah…
Sayang selamanya…
Demikianlah…
Aku hanya ingin kau tau…

MW, 1 Juli, 2003, 13:46 – In heaven-
Ketika diri melebur dalam hangatnya mentari,
Ingin rasanya meraih dirimu bersamaku…
Bersatu dalam batas cakrawala,
Bagaikan gelombang pasang bersatu dibawah kaki langit
Betapa indah rasanya…
Dapat bersatu denganmu
Hanya dirimu yang sanggup melengkapi…
Rasa ini!!
Yang semakin lama semakin berkembang dalam diriku
Bahkan tidak ada yang sanggup menandingi
Rasamu dalam diriku…
Tak juga burung surga yang ada di muka bumi ini…
Bergeraklah terus…
Sampai aku tak mampu lagi merasa…
Karena kita adalah satu…
Melebur bagaikan mentari di batas kaki langit…
Bagaikan cakrawala menelan mentari di sore hari…

MW, 1 July, 2003 ; 13:33
-sambil denger lagu-

Thursday, June 26, 2003

ketika mata tertutup
bukan gelap yang terlihat
namun, warna warni cerah
bagaikan pelangi yang berpendar
apakah aku melihat dirimu?
Begitu indah dan menakjubkan
Ingin rasanya merasakan sentuhan
Atau menyentuh...
Keinginan yang menggelora pun membuncah
Disekelilingku...
Perasaan apakah ini?
Dapatkah engkau merasakannya?
Ketika aku tak sanggup lagi bertahan
Maka...
Kubukalah mataku...
Namun ku sesali kini...
Karna sekarang gelap gulita...

26 Juni 2003, 21: 17

= MENCINTAIMU =

semilir angin berhembus...
bagaikan nafasmu ditelingaku
dan berbisik enggan...
mencintaimu...
entah kapan aku mendengarnya
namun ku tau kau merasakan
dan merindukanku
bagai pungguk merindukan bulan...
bulan yang mengintip di gelap malampun
tersenyum mendengarmu..
angin kembali membawa...
bisikanmu...

26 Juni 2003, 21:12

Sunday, June 15, 2003

Darah bergolak setelah mengetahui...
Sayang mu masih untuknya...
Dirimu masih hidup untuknya...
Walaupun dia bukan untukmu lagi...
Aku berdoa agar dia pun bahagia
Walau aku tak mengenalnya...

Aku masih berharap...
Engkau dapat menghadapi
Kenyataan ini...
Jika jiwamu terbang bersamanya...
Sisakanlah ragamu untukku...
Jika kau bagaikan binatang yang terluka...
Biarkan aku merawat lukamu...
Walau cakar mu akan memberiku luka batin
dan taringmu mengoyak dagingku...
Aku relakan...
Asal kau dapat sembuh kembali...
Dari luka hati...
Namun, ketika kau sembuh dan aku tercampak...
Aku sudah mengetahuinya...
Jika diriku akan terhapus dalam ingatan.
===========

Buat kmu yg masih sayang adhe, semoga dia bahagia bersama suaminya...baru tau ternyata kesedihan kmu dalem yah? Knapa gak cerita?

Monday, June 02, 2003

= DIMANAKAH KAMU? =

seandainya bisa mengetahui
dimana keberadaanmu saat ini
apa yang sedang kau lakukan
diduniamu...

aku akan senang sekali,
dunia yang sama...
tempat kita bersama
sudah menjadi sesuatu yang asing..
karna kau jarang berkunjung...

dimanakah kau?
apakah engkau benar2 pergi...
sedih...
perih...
berusaha untuk tidak berpikir
dan membiarkan mu sendiri...
tapi aku tetap inginkan dirimu...

*ayang...kamu kenapa?? :-s

Friday, May 23, 2003

TENTANG SENYUM

Senyum yg menerangi hati...
sehingga membuat bintang tersenyum...
harapan tercipta dalam dunia penuh warna..
walau terdengar sumbang...
bagi ku...
suara mu adalah nyanyian surga...
yg menemani malam yg sunyi,
tapi hati ku tetap tersenyum,
karna ku tau kau setia menemani...
Berkelip di atas sana...

May 23, 2003
Senyum yg menerangi hati...
sehingga membuat bintang tersenyum...
harapan tercipta dalam dunia penuh warna..
walau terdengar sumbang...
bagi ku...
suara mu adalah nyanyian surga...
yg menemani malam yg sunyi,
tapi hati ku tetap tersenyum,
karna ku tau kau setia menemani...
Berkelip di atas sana...

May 23, 2003

Tuesday, May 20, 2003

= SESAAT =

Saat hati ini berteriak
Saat hati ini menangis
Dan...
Saat rasa ini tak tertahankan
Ku mau kau mendengarkan
bahkan...
Jika mungkin...
Aku ingin engkau hadir disini...

MW, 20 Mei 2003 13.29

Tuesday, January 07, 2003

Ketika diri melebur dalam hangatnya mentari,
Ingin rasanya meraih dirimu bersamaku…
Bersatu dalam batas cakrawala,
Bagaikan gelombang pasang bersatu dibawah kaki langit
Betapa indah rasanya…
Dapat bersatu denganmu
Hanya dirimu yang sanggup melengkapi…
Rasa ini!!
Yang semakin lama semakin berkembang dalam diriku
Bahkan tidak ada yang sanggup menandingi
Rasamu dalam diriku…
Tak juga burung surga yang ada di muka bumi ini…
Bergeraklah terus…
Sampai aku tak mampu lagi merasa…
Karena kita adalah satu…
Melebur bagaikan mentari di batas kaki langit…
Bagaikan cakrawala menelan mentari di sore hari…

MW, 1 July, 2003 ; 13:33
-sambil denger lagu-

Monday, January 06, 2003

= APA ARTINYA? =

seorang pujangga hanyalah bermain
dengan kata-kata
hanya seorang pengecut
yang tidak dapat mengungkapkan
kata hati yang terdalam

aku berharap...
tidak akan mendapatkannya darimu
karna kata maaf mudah diucapkan
tapi ku berharap sejarah tidak akan terulang
hatiku tidak selamanya
seluas samudra...
aku hanya ingin engkau mengerti...

apakah arti 'sayang' yg kau ucapkan?
beranikah engkau berkata didepanku?
keluh....

MY FUTURE

It's all because of the past,  we are where we are, right now.  Yet, I am just thrilled to have your back,  and face the future ...