Aku bersuara lirih:
Kau dengar? Suara hujan seperti sedang bercengkrama dengan kita.
Ia seperti sedang merajut kisah tentang alam, menceritakannya pada kita. Pada bumi. Pada gedung. Pada daun-daun yang basah mengkilap.
Dia menjawab dalam helaan napasnya:
Bagiku, hujan hanyalah awan yang bertransformasi menjadi air karena kejenuhannya. Tidak lebih dan tidak kurang.
Aku tersenyum:
Hujan tidak seperti matahari, yang telah mengikat janji dengan semua makhluk. Janji yang membuatnya kesepian.. Hujan datang dan pergi demikian adanya. Tidak ada pengikat. Tidak ada yang mengikat. Seperti angin. Kau tak dapat memanggilnya mengembus jendelamu. Ia bertiup melewati jendelamu karena ia memang ingin melewatinya.
Dia membalas:
Seperti juga... kita?
Aku tersenyum lagi:
Aku mencintaimu. Dan cinta tidak pernah mengikat... Kau tak pernah terikat, dan tak pernah mengikat.
Kau bebas pergi ke mana pun kau mau.
Tapi..
Aku akan tetap di tempat semula.
Dia terdiam dan merebahkan dirinya ke lenganku...
Poem by Esdoubleu,
======
Thanks E for contributing :)
No comments:
Post a Comment